Hidroponik berasal dari bahasa Yunani terdiri atas kata hydro berarti air dan ponos berarti daya, atau dapat dijabarkan sebagai metode tanam dengan memanfaatkan sumber daya air sebagai media utamanya. Awalnya, budidaya tanaman daratan tanpa tanah ditulis dalam buku Sylva Sylvarum oleh Francis Bacon (th. 1672). Kemudian menjadikan teknik tersebut populer serta banyak ilmuan lain tertarik untuk mencobanya. John Woodard, pada tahun 1699 menerbitkan budidaya spearmint (pohon daun mint) dan ia menyimpulkan bahwa tanaman dalam sumber-sumber air kurang murni, tumbuh lebih baik dari tumbuhan dengan menggunakan air murni. Budidaya tanamaan tanpa tanah lebih mengedepankan pada nutrisi mineral bagi tanaman. Nutrisi tersebut dibagi menjadi 2 yaitu Macro (Nitrogen, Phospat, Kalium, Kalsium, Magnesium, Sulfur) dan Micro (Zat Besi, Mangan, Zing, Tembaga, Boron, Molibdenum) yang keseluruhan nutrisi tersebut telah tersedia secara alami melalui air, sinar matahari dan udara.
- Bertani dapat dilakukan di berbagai tempat
- Dapat bertani sepanjang tahun tanpa tergantung musim
- Tidak bergantung pada kondisi dan jenis tanah
- Terhindar dari penyakit tanaman yang berasal dari tanah
- Hasil produksi lebih bersih dan higienis
- Pemeliharaan relatif mudah dan terkontrol dengan baik
- Waktu panen lebih cepat dan hasil yang didapat lebih optimal
- Produk yang dihasilkan berkelas premium
- Menghemat penggunaan air hingga berkisar 90%
- Tanpa pestisida dan pupuk
Hampir setiap jenis tanaman dapat dibudidayakan dengan metode hidroponik. Sayuran, buah-buahan, tanaman herbal, maupun tanaman hias dapat menjadi berbagai pilihan Anda dalam hidroponik. Bahkan Anda dapat menggunakan sistem hidroponik sebagai sumber makanan ternak seperti rumput yang tentunya akan menghasilkan nutrisi lebih baik. Bahkan peluang pasar dari hasil tanaman hidroponik pun sangatlah diminati pasar, seperti Rumah Sakit, Supermarket / Toko retail, Hotel, Restoran / Kafe. Tentunya hasil tanaman hidroponik akan dihargai dengan nilai yang lebih tinggi karena kualitasnya.
Metode-metode yang digunakan dalam Hidroponik sebagai berikut:
1. Sistem Hidroponik Sumbu (Wick System)
Sistem ini memanfaatkan sifat kapiler air yaitu dengan membawa air naik menggunakan pipa-pipa kapiler kain / sumbu.
2. Sistem Hidroponik Rakit Apung
Metode rakit apung ini biasanya menggunakan media stereofoam / gabus sebagai media apung yang dilubangi kecil dan diberi pot-pot kecil untuk mencelupkan akar tanaman langsung dalam wadah air.
Sebagai contoh dapat Anda lihat pada video berikut:
3. Sistem Hidroponik Pasang Surut
Metode ini memanfaatkan katup untuk yang akan membuka / menutup selama atau sesuai tingkat air yang dicapai.
4. Teknik Hidroponik Nutrisi Berlapis
Air bernutrisi akan dialirkan melalui pipa dengan kemiringan sekitar 3 derajat. Aliran nutrisi tersebut akan terus bersirkulasi dari sisi paling atas hingga jatuh ke penampungan air yang kemudian ditambahkan oksigen dari aerator (pompa yang biasa digunakan pada akuarium) untuk kemudia dipompa kembali ke atas.
5. Sistem Hidroponik Tetes Irigasi
Seperti namanya, air akan diteteskan pada masing-masing pot yang digantung, sisa tetesan air tersebut akan kembali pada tampungan air untuk dipompa kembali menjadi tetesan-tetesan air.
6. Sistem Hidroponik Aeroponik
Merupakan metode hidroponik tanpa menyentuhkan akar tanaman langsung dengan air, namun dengan cara mengkabutkan air yang disemprotkan pada akar tanaman yang menggantung secara berkala. Metode ini dinilai paling tepat karena dalam jeda pembasahannya akan menerima 100% oksigen, dan karbon dioksida pada akar, batang dan daun sehingga meningkatkan pertumbuhan biomassa, namun juga mengurangi waktu perakaran. Dalam budidaya umbi-umbian seperti kentang pun akan sangat bermanfaat, karena kita dapat melihat pertumbuhannya, dan memanen hanya dengan memetik kentang yang sudah masa panen. Sistem ini juga memungkinkan untuk tanaman dapat berkali-kali panen tanpa harus mengganti pohon.
Setelah kita mengenal metode-metode tersebut, maka kita dapat memahami alat-alat apa saja yang diperlukan dalam pembuatan media budidaya hidroponik, sebagai contoh:
- Pipa berlubang
- Stereofoam
- Pot berlubang (Net Pot / Tray Pot)
- Polibag
- Sumbu
- Tampungan Air
- Pompa Air dan beberapa selang
- PH Meter (opsional)
- Timer
Cukup mudah dan sederhana bukan dalam pembuatan media hidroponik. Jika dilihat keuntungan-keuntungan yang di dapat, bisnis hidroponik bisa menjadi pilihan bagi Anda yang gemar bercocok tanam, atau ingin membuat dekorasi rumah hijau, karena tanaman hias dengan metode hidroponik akan terlihat bersih dan unik. Oiya, salah satu tokoh Indonesia ada yang telah berhasil menjadi wirausaha berkat hidrponik, beliau adalah Bob Sadino. Bob Sadino memulai usahanya dengan berjualan hasil hidroponiknya yang kemudian berkembang sangat pesat hingga beliau memutuskan membuat Market miliknya sendiri.
idenya sangat bermanfaat tapi apakah boleh diperinci mengenai modal yang harus dikeluarkan untuk usaha hidroponik rumahan ini?
BalasHapus